MEMILIH YANG BAIK Oleh Ahsan Jihadan
Dalam Islam, memilih yang baik adalah suatu hal yang sangat penting, manusia diberi kebebasan untuk memilih, dan kemampuan memilih itulah akan tampak tingkat kualitas manusia
Allah SWT berfirman
وَهَدَيْنَٰهُ ٱلنَّجْدَيْنِ
Wa hadainaahun-najdaiin
Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan
QS Al-Balad Ayat 10
Allah memberi kesempatan manusia untuk memilih
وَقُلِ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ ۖ
فَمَن شَآءَ فَلْيُؤْمِن
وَمَن شَآءَ فَلْيَكْفُرْ
Wa qulil-ḥaqqu mir robbikum, fa man syaa`a falyu`min
wa man syaa`a falyakfur
Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir
QS Al-Kahfi Ayat 29
Contoh Nabi Sulaiman AS dalam mensikapi nikmat ada pilihan syukur atau kufur.
قَالَ هَٰذَا مِن فَضْلِ رَبِّى لِيَبْلُوَنِىٓ ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ
qoola haadzaa min fadhli robbii liyabluwanii a asykuru am akfur
Nabi Sulaiman berkata: "Ini termasuk karunia Tuhanku untuk menguji aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya)
Dalam kehidupan yang lebih luas juga perlu kemampuan memilih agar bisa menyelamatkan diri baik di dunia maupun di akhirat. Rasulullah bersabda,
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى ،
قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى ؟
قَالَ : مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
Kullu ummatii yadkhuluunal jannata Illaa man abaa
Qooluu Yaa Rasulalloh; wa man ya'baa?
Qoola, man athoo'anii dakholal jannata
Wa man 'ashoonii faqod abaa
Semua umatku masuk surga kecuali yang tidak mau
Siapa yang tidak mau ya Rasulullah?
Siapa yang mentaatiku maka masuk surga dan siapa yang durhaka kepadaku maka dia tidak mau masuk surga
Manusia diberi kebebasan untuk memilih jalan hidup mereka, tetapi harus bertanggung jawab atas pilihan-pilihan tersebut di akhirat.
Allah berfirman,
إِنَّا هَدَيْنَٰهُ ٱلسَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا
Innaa hadainaahus-sabiila immaa syaakiron wa immaa kafuuron
"Sesungguhnya Kami telah menunjukkan kepadanya jalan. baik (jalan) yang bersyukur, maupun buruk (jalan) yang kufur." (Al-Insan: 3).
Allah SWT memberikan kenikmatan khusus kepada manusia berupa akal agar dapat memilih yang baik, namun kenikmatan kesempatan memilih itu harus dipertanggungjawabkan.
Allah SWT berfirman
ثُمَّ لَتُسۡئَلُنَّ يَوۡمَئِذٍ عَنِ ٱلنَّعِيمِ
tsumma latus-alunna yauma-idzin 'anin-na'iim
kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan itu."
(QS. At-Takasur 102: Ayat 8)
Beberapa prinsip memilih,
Pertama, mengikuti aturan yang ada di Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad yang merupakan sumber utama nilai-nilai baik dalam Islam. Al-Qur'an adalah firman Allah yang memberikan pedoman hidup bagi umat manusia. Sunnah, yaitu ajaran dan contoh Nabi Muhammad, juga menjadi sumber nilai-nilai baik yang dijadikan pedoman dalam memilih.
Kedua, dalam memilih harus didasarkan pada prinsip-prinsip moral yang tinggi, seperti kejujuran, keadilan, kasih sayang, dan kerendahan hati.
Islam memberikan perhatian yang besar terhadap kehidupan moral dan etika, sehingga umat Islam diingatkan untuk selalu memilih sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai moral dalam setiap tindakan
Ketiga, dalam memilih harus mempertimbangkan konsekuensi- konsekuensi dari setiap pilihan yang diambil. Memilih yang baik tidak hanya berarti melakukan sesuatu yang baik untuk saat ini, tetapi juga mempertimbangkan bagaimana pilihan itu akan mempengaruhi masa depan di dunia maupun akhirat akhirat
Allah SWT berfirman
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ
Yā ayyuhalladziina aamanuttaqullooha waltandzur nafsum maa qaddamat lighod,
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
QS Al-Hasyr Ayat 18
Keempat, tidak terburu-buru dalam memilih, hendaklah merenung dan memikirkan dengan matang setiap pilihan yang diambil.
Allah berfirman
خُلِقَ الْإِنْسَانُ مِنْ عَجَلٍ ۚ سَأُرِيكُمْ آيَاتِي فَلَا تَسْتَعْجِلُونِ
khuliqol insaanu min 'ajal
sa-uriikum aayaatii falaa tasta'jiluun
Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa.
Kelak akan Aku perlihatkan kepada kalian tanda-tanda (azab-Ku). Oleh karena itu, janganlah kalian minta kepada-Ku untuk mendatangkannya dengan segera”. (Al-Anbiya: 37)
Dzun Nun (Tsauban bin Ibrahim) rahimahullahu berkata, buah atau akibat dari perilaku tergesa-gesa adalah penyesalan.
Dan semua prinsip itu harus disertai dengan memohon petunjuk pada Allah SWT dengan doa
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا، وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ
وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً، وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ
Allahumma arinal haqqo haqqoo warzuqnat tibaa'ah
wa arinal baathila baathilaa
warzuqnajtinaabah
Ya Allah tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar dan bantulah kami untuk dapat mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami yang batil itu batil dan bantulah kami untuk dapat menjauhinya.
Memilih dengan mempertimbangkan ajaran di Al Qur'an dan Sunnah, dengan semangat nilai-nilai moral yang baik, mempertimbangkan konsekuensinya, tidak tergesa-gesa, insyaallah pilihan akan mendatangkan kemanfaatan yang banyak, bagi diri dan masyarakat luas
Semoga Allah membimbing kita untuk bisa memilih yang baik dalam setiap tahapan kehidupan.