KHUTBAH ISTISQO : Merawat Alam
Merawat Alam
Teks Khutbah Salat Istisqa
Ust.Wismanto

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,
Marilah kita tingkatkan taqwa kepada Allah dengan melaksanakan semua perintahnya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semoga dengan taqwa Allah memberikan kehidupan yang baik kepada kita semua baik didunia maupun diakhirat. Amiin.

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,
Kemarau panjang yang saat ini kita rasakan harus menjadi bahan perenungan dan evaluasi bagi kita. Kondisi cuaca kian tidak menentu. Siklus musim penghujan dan musim kemarau sulit diprediksi. Cuaca dan suhu panas bumi semakin tinggi akibat dari semakin memanasnya permukaan bumi yang kita huni. Ketika musim penghujan datang, bencana pun selalu datang menghampiri kita semua, seperti banjir, tanah longsor dan wabah penyakit varian baru dan bencana alam lainya. Semua ini disebabkan karena semakin merajalelanya kemaksiyatan umat manusia dan semakin rusaknya lingkungan alam oleh tangan- tangan kaum durhaka.
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,
Pada pagi hari ini, mari kita merenung, mari kita merenung, marii kita merenung, beristighfar, dan bertaubat kepada Allah atas segala kesalahan kita, semakin jauhnya kita dari Allah, semakin mudahnya kita melalaikan perintah Allah dan semakin beraninya kita melanggar larangan Allah. Karena hanya Istighfar dan taubatlah jalan satu satunya untuk mengharap ampunan dan Rahmat Allah. Allah berfirman Al-Qur’an surat Nuh ayat 10-11:
فَقُلۡتُ اسۡتَغۡفِرُوۡا رَبَّكُمۡؕ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًا
يُّرۡسِلِ السَّمَآءَ عَلَيۡكُمۡ مِّدۡرَارًا
Artinya: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. (Jika kamu memohon ampun,) niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu.”

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,
Musibah kekeringan ini tidak hanya akibat dari dosa-dosa ubudiyah kita kepada Allah, tapi juga akibat langsung dari dosa-dosa kita kepada alam seperti perilaku tidak mempedulikan kelestarian alam, kita gemar merusak lingkungan, menebangi pohon secara membabi buta, mencemari udara dengan asap rokok dan kendaraan bermotor, membuang sampah sembarangan dan tindakan kerusakan lainya. Allah berfirman:
ظَهَرَ الۡفَسَادُ فِى الۡبَرِّ وَالۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ اَيۡدِى النَّاسِ لِيُذِيۡقَهُمۡ بَعۡضَ الَّذِىۡ عَمِلُوۡا لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُوۡنَ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (QS. Ar Rum: 41).
Jamaah sekalian, Ketahuilah, ketika kita merusak alam, sebenarnya kita sedang merusak diri kita sendiri dan merusak Nasib generasi yang akan datang. Kita melihat saat ini kekeringan panjang dan perubahan iklim yang semakin ekstrim. Ini adalah peringatan bagi kita semua agar berhenti dari semua kejahatan- kejahatan yang telah kita perbuat.

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah,
Mari kita ambil pelajaran dari musibah kekeringan yang kita alami saat ini. Mari kita Kembali kepada Allah dengan menjalankan semua ketaatan kepada-Nya, menjauhi dosa-dosa, memperbaiki diri dari segala Tindakan durhaka dan merawat bumi ini dengan lebih baik. Semoga dengan ini Allah senantiasa mengampuni kesalahan kita.
Sebagai penutup marilah kita semua berdoa kepada Allah agar segera dilimpahi keberkahan dan dijauhkan dari segala macam penderitaan.


Ya Allah Yang Maha Pengasih, hamba-hamba-Mu ini datang kepada-Mu dengan dengan harapan bahwa Engkau akan mendengarkan doa kami. Kami memohon pada-Mu, ya Allah, untuk merahmati kami dengan hujan yang berlimpah, yang datang penuh dengan kebaikan dan keberkahan.
Ya Allah Turunkanlah hujan, hidupkanlah Kembali bumi, berkahilah kami semua dan seluruh makhluk yang tinggal diatas bumi-Mu.
Yaa Allah Turunkanlah Rahmat, janganlah engkau turunkan azab dan malapetaka. (3X)
Yaa Allah turunkanlah hujan, curahkanlah Rahmat dan janganlah Engkau jadikan kami semua orang- orang yang putus asa. (3X)
Rabbana aatina fiddunya hasanah wafil akhirati hasanah waqinaa ‘adzabannar.